Rabu, 24 April 2013

Cinta dan Sebuah Keikhlasan


Cinta, aiih siapa yang gak kenal cinta sih. Tau dunk, apa lagi kita nih yang masih punya banyak kesempatan untuk menikmatinya. Cinta dengan segala polemiknya, cinta dengan segala ritmenya, aihh kaya apa aja yah pake ritme. Tapi gak percaya? Mank ada ritmenya kan? Ada gelombang yang pasang surut, terkadang bluuurrrmm meledak deh dan menyusut kek baru habis banjir.

Cinta. Pembahasan yang pernah mati dari masa ke masa. Bahkan emak-emak kita dulu dan engkong buyut masih sempet cerita kok ke kita apa itu cinta. Alahhh ribet amat yah, toh kita semua tahu apa itu cinta. 


Lalu buat apa aku nulis ini? Ahh, gpp Cuma mau blog ini rame aja plus pingin ngeluarin di dada sikit –yang kebetulan lagi nyelekit—dar i kemarin, malah dari kemarin kemarin deh.

Cinta adalah pengajaran menurutku, mengajarkan untuk menerima, memberi, mengiklaskan. Dan kebetulan ini adalah tentang sebuah keikhlasan yang masih ku eja dalam hati. Aiiihh kok masih ngeja sih, lah iya... karena masih belajar aku untuk ikhlas dan melepaskan dia karena kesalahanku sendiri. Aku yang sok kuat, sok baik memberikanya pada gadis cantik itu. Tapi setelah aku tahu hatiku masih dia, baru tau deh rasanya pilu yang rindu. Ahayy.

“Perlahan dan pasti langkah terhimpun menjauh, lukaluka mengatup, pada pinangan yang hilang. Dan warna pudar seketika, sebuah tabir yang hanya sekat. Telah ku luruhkan, dalam balutan hujan, dan mimpi tumbuh bersama kamu yang melumut di hati”
<~_~?
 

2 komentar:

  1. dadanya sakit sama cinta, apa hubungannya Neng?
    OOO... lagi patah hatikah?

    BalasHapus
  2. hihihihi kek kena asma mendadak ini mah :P
    tapi gpp di jamin aman, patah hatinya da lewaaaaaaaat ;)

    BalasHapus

Please Comment :)

Timer

About

Seseorang yang sedang belajar menulis, masih belajar dan terus belajar.

The Visitor of My Blogs

Flag Counter