Minggu, 31 Maret 2013

Dan Diapun Membenciku. Dian.

Pada permulaan yang tak bisa di bilang manis, sehingga datang sebuah harapan dalam hati yang tengah luka. Dia memberiku kekuatan untuk bangkit, berdiri dan tetap berjalan. Dimana kala itu aku kalah, kalah oleh musim yang benar-benar merapuh.

Namanya Hans. Seorang lelaki muda dalam stelan rapi, jas putih dan sepatu pantofel yang selalu jadi pajangan mall-mall Ibu kota, tempat dimana aku tinggal dan terlahir. Aku bertemu dia dalam sebuah pesta yang di gelar sahabatku Dian. Gadis cantik dan juga penyanyi itu mengenalku sejak masih duduk di bangku putih biru, dan ternyata juga temannya Hans. Sahabat tepatnya. yang katanya saling mengenal di bangku kuliah.

Perkenalan itu berakhir secara umum, ngobrol panjang lebar tukaran nomor telfon dan kemudian menjalani kehidupan selayaknya. Hingga jerat menjadi ikat di tapakan dan bahkan hati. Seiring waktu yang berlari, empat bulan setelah berkenalan aku memutuskan untuk menerima Hans sebagai pacar, yah karena itu yang dia tawarkan. Aku tak tahu, mungkin terlalu cepat keputusan itu, tapi aku ingin, dan akhirnya hubungan pun terjalin.

 

Dian bilang kepadaku, Hans lelaki yang baik- meski dia adalah Ayah satu anak- dan aku baru tahu itu saat dia ingin menjadikan aku wanita special di hatinya. Dia telah bercerai itu katanya, dan untuk sementara aku percaya, karena tak mudah mencari binar lain di matanya.

Warna-warna datang seiring embun, Hans yang baik, Dian yang ramah seketika berubah, ternyata kekagumana yang sama ada pada wanita yang juga sahabatku itu. dan persaingan atas nama cinta terjalin dengan sempurna.


&&&&

Dian membenciku karena aku memenangkan hati Hans dan sebaliknya hubungan itu kian solid. Hans mengajakku menikah, dan alhasil di tengah karirku yang tengah galau, aku gak bisa memenuhi permintaannya. Dan akhir itu ada, aku mulai menjauh dan lari. Dan pada masa yang bersamaan Hans menikah dan aku kembali pada duniaku yang lama. Dan sampai masa yang lama tak ku dengar lagi kabarnya. Dian yang ramah, Dian yang manis dan segala manyunnya yang lucu. Aha dia telah benar-benar membenciku, hanya karena cinta yang salah menuju. Entahlah kenapa, karena akupun tak tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment :)

Timer

About

Seseorang yang sedang belajar menulis, masih belajar dan terus belajar.

The Visitor of My Blogs

Flag Counter