Minggu, 31 Maret 2013

: selamanya


Pagi telah hampir sepuh
Dah siangku kan kembali lepuh
Huaaahhh
Apa ini yang menggerogoti ruang hati
Serupa rayap melubangi pundipundi nadi

Tolong oyyy
Tak ingin aku kenangan tumpah
Basahi kepala dengan air mata
Cukup sampai disana saja
Jangan lagi angkat tanganku memintamu







Aihhh...jejakmu biarkan saja ku hapus
Dengan maaf yang menjadi putih

Berat ini, angkatlah
Biar kamu tahu betapa sakit pembuluhku
Membuncahkan gamang yang usang
Telapakmu tlah terpancang
Di antara beku salju oktober bisu
Entah kapan kembali
Meminta tanganku menghapus mimpi

Mungkin tlah hilang, tapi masih melekat disini
Tolonglah...aku ingin melangkah lebih mudah
Tanpa ragu, gamang, dan salah

Jangan ikat lagi jantungku
Karena detaknya tlah tak lagi menentu
Datanglah nanti kita selesaikan ini
Karena saat mawar mekar aku ingin kau
Ada dengan jemari yang tak lagi berdarah

Atau ajarkan aku
Menghapus sumpah di gundukan arca Syailendra
Memburamkan ingatan tentang bersitatap mata
Lalu mengahapus semua jejak yang mengabadi pijak
Dan kita hilang dalam jubah kenangan
:selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment :)

Timer

About

Seseorang yang sedang belajar menulis, masih belajar dan terus belajar.

The Visitor of My Blogs

Flag Counter