Siang itu seperti biasa setiap jam dua belas siang aku
nongkrong di jembatan yang tak jauh dari rumah. Bukan hanya sekedar nongkrong
tapi nunggu angkutan umum yang lewat menuju sekolah. Aku melihat cowok naik
motor gede dari arah tikungan dengan jaket biru dan topi hitam, saat dia
melewatiku spontanitas hatiku berteriak.
“ Waaw cakepnya.”
“ Siapa yang cakep.” Tanpa ku sadari Diana sudah ada di
belakangu dengan mimik muka penasaran. Aku hanya tersenyum dan kemudia
mengangkat bahu. Dan Dion, tukang ojek langganan pun menyelamatkanku dari
tanyanya Diana.
“ Kamu lihat siapa tadi.”
Nadia ternyata tak puas dengan sepotong senyuman yang ku kasih tadi
sebagai jawabanku.
“ Aku lihat Mr kuga.” Jawabku asal
“ Mank ada Mr Kuga.” Dia balik bertanya, wajah polosnya itu
terlihat kian polons. Aku berniat menggodanya dan mengangguk.
“ Bukannya Mr Kuga itu hanya ada dalam film kartun yah.” Aku
tertawa dalam hati saat dia menyadari kalo omonganku hanya bualan. Jadi aku
sedikit lebih aman dari kejaran pertanyaannya.
&&
Ini entah waktu keberapa aku melihatnya lewat lagi, di
tempat yang sama dan jam yang sama sehingga rasa penasaranku untuk tahu dia
jadi tergugah, aku ingin tahu nama yang ada di balik wajah yang ku kenali
sebagai Mr Kuga. Wajah putih bersih, hidung mancung dan selalu mengenakan jaket
biru dengan motor ged yang memesona mata. Sehingga aku sengaja berangkat
sekolah selalu lebih awal dan memastikan apakh dia lewat lag atau tidak. Setelah
lebih dari satu minggu observasiku mulai ku lancarkan. Karena menurut nalarku
kala itu, jika dia lewat selalu di jam yang sama dalam kurun waktu yang sudah
lumayan lama, itu artinya dia juga berasal dari daerah tempatku berpijak.
“ aku tidak kenal cowok yang kamu sebutkan itu.”
“ Aku malah gak tahu.”
“ Gak tuh, aku gak pernah merhatiin.”
Itulah beberapa jawaban yang ku dapat dari observasi dari
teman-teman sekolahku dan juga orang-orang yang berjualan di dekat aku biasa
melihatnya. Benar-benar tndakan yang aneh, bahkab sebagian mengira aku ini
sinting terobsesi sama satu hal yang tak mungkin. Tapi kata hatiku waktu itu
tak ada yang tak mungkin.
“ Selamat
siang semua.” Aku baru mendongak setelah aku mendengar suara di depan kelas.
Yang awalnya aku sibuk dengan cerpenku yang belum kelar sehingga aku luput
memperhatikan kalau kelas telah kembali penuh.
“ Saya
Denis guru bahasa Indonesia kalian yang baru dan akan menggantikan Pak Darmawan
untuk satu semester kedapan.” Kagetku belum hilang saat ku sadari wajah yang
satu bulan ini menghiasi benak kepalaku kini berdiri di depanku, mengaku
sebagai guruku. Huaahh ternyata Mr Kuga
yang cakep itu kini menjadi guruku.
Sempat di ikutakan lomba FTA di salah satu grup fb
tapi gatot :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Comment :)