Senin, 22 April 2013

Ternyata Mr Kuga Itu Guruku


Siang itu seperti biasa setiap jam dua belas siang aku nongkrong di jembatan yang tak jauh dari rumah. Bukan hanya sekedar nongkrong tapi nunggu angkutan umum yang lewat menuju sekolah. Aku melihat cowok naik motor gede dari arah tikungan dengan jaket biru dan topi hitam, saat dia melewatiku spontanitas hatiku berteriak.

“ Waaw cakepnya.” 

“ Siapa yang cakep.” Tanpa ku sadari Diana sudah ada di belakangu dengan mimik muka penasaran. Aku hanya tersenyum dan kemudia mengangkat bahu. Dan Dion, tukang ojek langganan pun menyelamatkanku dari tanyanya Diana.

 

“ Kamu lihat siapa tadi.”  Nadia ternyata tak puas dengan sepotong senyuman yang ku kasih tadi sebagai jawabanku.

“ Aku lihat Mr kuga.” Jawabku asal

“ Mank ada Mr Kuga.” Dia balik bertanya, wajah polosnya itu terlihat kian polons. Aku berniat menggodanya dan mengangguk.

“ Bukannya Mr Kuga itu hanya ada dalam film kartun yah.” Aku tertawa dalam hati saat dia menyadari kalo omonganku hanya bualan. Jadi aku sedikit lebih aman dari kejaran pertanyaannya.

&&

Ini entah waktu keberapa aku melihatnya lewat lagi, di tempat yang sama dan jam yang sama sehingga rasa penasaranku untuk tahu dia jadi tergugah, aku ingin tahu nama yang ada di balik wajah yang ku kenali sebagai Mr Kuga. Wajah putih bersih, hidung mancung dan selalu mengenakan jaket biru dengan motor ged yang memesona mata. Sehingga aku sengaja berangkat sekolah selalu lebih awal dan memastikan apakh dia lewat lag atau tidak. Setelah lebih dari satu minggu observasiku mulai ku lancarkan. Karena menurut nalarku kala itu, jika dia lewat selalu di jam yang sama dalam kurun waktu yang sudah lumayan lama, itu artinya dia juga berasal dari daerah tempatku berpijak.
“ aku tidak kenal cowok yang kamu sebutkan itu.” 

“ Aku malah gak tahu.”

“ Gak tuh, aku gak pernah merhatiin.”

Itulah beberapa jawaban yang ku dapat dari observasi dari teman-teman sekolahku dan juga orang-orang yang berjualan di dekat aku biasa melihatnya. Benar-benar tndakan yang aneh, bahkab sebagian mengira aku ini sinting terobsesi sama satu hal yang tak mungkin. Tapi kata hatiku waktu itu tak ada yang tak mungkin.

“ Selamat siang semua.” Aku baru mendongak setelah aku mendengar suara di depan kelas. Yang awalnya aku sibuk dengan cerpenku yang belum kelar sehingga aku luput memperhatikan kalau kelas telah kembali penuh.

“ Saya Denis guru bahasa Indonesia kalian yang baru dan akan menggantikan Pak Darmawan untuk satu semester kedapan.” Kagetku belum hilang saat ku sadari wajah yang satu bulan ini menghiasi benak kepalaku kini berdiri di depanku, mengaku sebagai guruku. Huaahh ternyata Mr Kuga  yang cakep itu kini menjadi guruku. 

Sempat di ikutakan lomba FTA di salah satu grup fb
tapi gatot :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment :)

Timer

About

Seseorang yang sedang belajar menulis, masih belajar dan terus belajar.

The Visitor of My Blogs

Flag Counter