Sabtu, 09 Maret 2013

Mak, Aku Ingin Melihat Senyummu


Mak, aku ingin melihat senyum di lengkungmu
Tuk redakan sejenak gamang yang rusuh
Biar tenang riak di tiap alir darah
Hilangkanlah tiap degup kecemasan
Yang menjadi api di urat nadi

Biaskan sedikit sinar di redup siangku
Hapus segala penyesalan, segala luka
Aku ingin meraih lembarlembar kertas berpita muda
Dengan selempang kuning di dada
Dan selingkar senyum bahagia

Ahhhh sungguh, Mak.
Aku telah lelah menghapus hujan
Yang datang ditiap terik ingin ku badikan
Aku telah lelah mengukir awan
Saat langit runtuh di tiap musim

Juli telah menjadi Desember
April hilang dalam tangisan
Maret datang dalam cahayacahaya buram
Aihhh, betapa takut aku tengadah
Seakan bulan pecah menimpa kepala
Musim memanggang segala rasa

Berkumpullah segala kekuatan
Tegakkan ragaku yang rapuh
Topang hatiku yang hampir runtuh
Kokohkan pijak ditiap langkahku
Agar tak tumbang, jatuh pun rubu
Agar tak tumbang, jatuh pun rubuh
Dan musim ini tak lagi melahapku jadi abu

Ahhhhh....takutku kian membiru, Mak.


Padang, 171212
/skripsi mengolahragakan hati/
(menyaksikan semua kian nanar di kepala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Comment :)

Timer

About

Seseorang yang sedang belajar menulis, masih belajar dan terus belajar.

The Visitor of My Blogs

Flag Counter